Keris Temuan

"Ada apa sih dengan keris temuan? Lha wong cuma keris jelek tidak utuh begitu..."
Mungkin inilah pertanyaan yang terlintas di benak kita saat pertama mengetahui adanya jenis keris temuan ( peralihan Majapahit-Singosari, Singosari, Kediri, Jenggala, Kahuripan, Kanjuruhan, Medhang/Syailendra, Sriwijaya, Kandali/Kuntala, Kabudhan dst ).
Tetapi ada baiknya juga untuk memahami pola pikir pecinta pesona keris temuan agar kita juga bisa mengetahui kehebatan leluhur kita yang menciptakan pusaka-pusaka temuan tersebut.
Dengan deskripsi penyampaian yang santai dan tidak terlalu ilmiah, kami coba mengungkap pesona dari keris-keris temuan.

Faktor pertama adalah ke-langka-annya. Pusaka-pusaka temuan sangatlah
sedikit ada di pasaran, sehingga para pecinta keris temuan
adalah mereka yang berbahagia mendapatkan karunia untuk merawat pusaka ini. Bayangkan jika anda dikaruniai sesuatu yang "lain" daripada kebanyakan.






Yang Kedua adalah usianya, keris-keris temuan ini berusia sangatlah tua. Silahkan googling periode kerajaan-kerajaan tersebut. Sebagai contoh kerajaan Singosari/Singhasari (th 1222), sehingga usia pusaka Singhasari yang otentik berkisar 800-900 tahun. Bahkan keris temuan-temuan Sriwijaya (600 M) maupun Kadgo & Bethok era Kandali/Kundala ( 500 M ) bisa kita bayangkan usianya diatas 1000 tahun lebih.



Kedua faktor diatas membuahkan kesimpulan untuk faktor ketiga, yaitu materi besi yang digunakan saat itu. Dengan ketahanan sampai 800- 1000 tahun lebih, tentunya materi besi / logam yang digunakan adalah besi pilihan yang terbaik. Otomatis hal ini menjadikan sang Empu pembuatnya adalah mereka yang memiliki kecerdasan tinggi dan budaya spiritual tinggi ( kesaktian ). Jika dilihat dari pemilihan bahan sampai pembuatannya, tentulah diperlukan suatu ilmu metalurgi yang kompleks. Bukti betapa canggih dan beradabnya leluhur kita.

Faktor keempat adalah keindahan garap dan gaya dari pusaka tersebut. Meskipun kadang berbentuk tidak utuh, kita masih bisa mengenali dan mengapresiasi garap sebuah pusaka temuan dari bagian yang tersisa. Entah dari bentuk luknya yang menikung tajam, berbelok lebar, bahkan rapat seperti bendera berkibar ( Kahuripan ). Dari keris temuan yang di beberapa bagiannya masih utuh, kita masih beruntung menyaksikan garap yang bagus dan presisi dari Empu leluhur kita. Sebagai contoh: sor-soran Jalak Budo di sebelah ini.




Pesona yang lain pun masih banyak, diantaranya keunikan ricikan dan pamornya. Sering kami temui bahkan pada pusaka-pusaka temuan malah lebih banyak keunikan ricikan, seperti tiga sogokan, melebar pada bagian ujung, gonjo-gonjo berperut gendut, pudhak sategal, kruwing susun tiga, pamor-pamor miring, dan sebagainya yang diluar perkiraan pakem kita.





Uji aktual pada video dibawah:










Demikian sekedar apresiasi atas keindahan karya leluhur Nusantara; semoga membawa manfaat untuk saling tetap belajar dan mewariskan budaya tosan aji kepada generasi penerus kita.

Jika ingin mencermati keaslian kerak dan korosi bilah disini.

Jika ingin sekedar melihat-lihat pusaka temuan ex koleksi (mantan koleksi) kami untuk saling belajar, silahkan cek halaman berikut:

Koleksi langka:
- Jalak Budo 36cm
- Keris Jenggala Jumbo
- Keris Jalak Budo Pulen
- Jalak Budo Sogokan sampai ujung

dan masih banyak lagi diantaranya di halaman:

- Lemari Berkara 2014-2015
- Lemari Berkarat 2012-2014
- Just For Share
- Just For Share 2012-2013